2:52 PM Dengan Memahami Empat Poin Ini, Hubungan Kita Dengan Tuhan Akan Menjadi Lebih Dekat |
Apakah Anda resah karena Anda sering berbuat dosa dan mengakui dosa-dosa? Pekerjaan dan perkataan dari Kristus pada akhir zaman, yaitu, Tuhan Yang Mahakuasa membawa kita keluar dari dosa dan menemukan jalan masuk ke kerajaan surga! Dengan Memahami Empat Poin Ini, Hubungan Kita Dengan Tuhan Akan Menjadi Lebih DekatOleh Saudari Xiamo, Tiongkok Alkitab berkata: "Mendekatlah kepada Tuhan, dan Dia akan mendekat kepada engkau" (Yakobus 4:8). Sebagai orang Kristen, hanya dengan mendekat kepada Tuhan dan memiliki interaksi yang nyata dengan Tuhan, kita dapat mempertahankan hubungan yang normal dengan Tuhan dan memperoleh pekerjaan Roh Kudus. Ini seperti halnya dua orang yang saling bergaul, yang hanya bisa menjaga hubungan dekat untuk waktu yang lama dengan menjadi lebih terbuka satu sama lain, lebih banyak berkomunikasi ketika mereka menghadapi masalah, dan dengan memahami dan menghormati satu sama lain. Namun, di zaman kehidupan yang serba cepat ini, pekerjaan yang sibuk, hubungan yang rumit, dan tren sosial yang jahat menarik kita ke dalamnya dan makin memenuhi kita. Hati kita mudah diganggu oleh orang-orang, peristiwa dan hal-hal dari dunia luar, dan itu mencegah kita mempertahankan hubungan yang normal dengan Tuhan. Ini menuntun kita menjadi makin jauh dari Tuhan dan, ketika menghadapi masalah, kita menjadi sangat sulit menenangkan diri di hadapan Tuhan, mendekat kepada Tuhan dan mencari pencerahan dan bimbingan Roh Kudus. Ketika melakukan sesuatu, kita sering melakukannya tanpa arah atau tujuan yang benar, dan roh kita terus-menerus dalam keadaan kehampaan dan kegelisahan. Jadi bagaimana tepatnya kita dapat mempertahankan hubungan yang dekat dengan Tuhan? Kita hanya perlu memahami empat poin di bawah ini, dan hubungan kita dengan Tuhan pasti akan menjadi lebih dekat. 1. Berdoa kepada Tuhan dengan Hati yang Jujur dan Digerakkan oleh Roh Kudus Tuhan Yesus berkata: "Tuhan adalah Roh dan mereka yang menyembah Dia harus menyembah Dia dalam roh dan kebenaran" (Yohanes 4:24). Tuhan adalah Pencipta yang memenuhi seluruh langit dan bumi. Dia berada di samping kita setiap waktu, memperhatikan setiap kata dan tindakan kita, setiap pikiran dan gagasan kita. Tuhan adalah yang tertinggi, benar-benar bermartabat, dan ketika kita berdoa kepada Tuhan, kita menyembah Tuhan, dan kita harus datang di hadapan Tuhan dengan hati yang jujur. Karena itu, ketika berdoa kepada Tuhan, kita harus memiliki hati yang takut akan Tuhan, berbicara dengan tulus dan jujur kepada-Nya, menyerahkan keadaan kita yang sebenarnya, kesulitan dan penderitaan kita di hadapan Tuhan dan memberi tahu Dia tentang semuanya itu. Kita juga harus mencari kehendak Tuhan dan mencari jalan pengamalan, karena hanya dengan cara inilah doa kita akan selaras dengan kehendak Tuhan. Misalnya, kita menghadapi beberapa kesulitan dalam hidup, atau kita melihat diri kita hidup dalam situasi di mana kita terus-menerus berbuat dosa dan mengakuinya, dan kita merasa tersiksa. Jadi, kita membuka hati kepada Tuhan, memberitahukan masalah ini kepada Tuhan dan mencari kehendak-Nya, lalu Tuhan akan melihat ketulusan kita dan Dia akan menggerakkan kita. Dia akan memberi kita iman, atau Dia akan menerangi kita untuk memahami kehendak-Nya. Dengan cara ini, kita menjadi paham akan kebenaran dan memiliki langkah ke depan. Misalnya, ketika kita benar-benar menyadari bahwa doa kita hanya berpegang teguh pada aturan dan hanya dipanjatkan sebagai formalitas, atau kita berbicara dengan sombong atau hampa, dan kita tidak memiliki interaksi yang nyata dengan Tuhan, maka kita dapat berdoa dengan cara seperti ini: "Oh Tuhan! Saat aku berdoa sebelumnya, aku hanya memperlakukan-Mu dengan acuh tak acuh. Semua yang kukatakan itu kuucapkan untuk menipu-Mu dan aku tidak berbicara dengan tulus sama sekali. Aku merasa sangat berutang kepada-Mu. Mulai hari ini dan seterusnya, aku ingin berdoa dengan hatiku. Aku akan mengatakan kepada-Mu apa pun yang kupikirkan dalam hatiku, dan aku akan menyembah-Mu dengan hati yang jujur, dan memohon bimbingan-Mu." Ketika kita membuka diri kepada Tuhan seperti ini dari lubuk hati kita, hati kita pun akan digerakkan. Kemudian kita melihat betapa kita telah memberontak terhadap Tuhan, dan kita bahkan berharap untuk lebih sungguh-sungguh bertobat kepada Tuhan dan berbicara dengan tulus kepada-Nya. Pada saat inilah kita akan merasa bahwa hubungan kita dengan Tuhan sangat dekat, seolah-olah kita berhadapan muka dengan-Nya. Inilah hasil dari membuka hati kita kepada Tuhan. Membuka hati kita kepada Tuhan tidak ada hubungannya dengan seberapa banyak kita berkata-kata kepada-Nya, atau apakah kita menggunakan kata-kata yang semarak atau bahasa yang indah. Selama kita membuka hati kita kepada Tuhan dan memberi tahu Dia tentang keadaan kita yang sebenarnya, mencari bimbingan dan pencerahan-Nya, maka Tuhan akan mendengarkan kita bahkan jika kita hanya mengucapkan beberapa kata sederhana. Jika kita sering mendekat kepada Tuhan dengan cara ini, apakah itu pada pertemuan ibadah atau selama bersaat teduh, atau ketika kita menyusuri jalan atau duduk di dalam bus atau di tempat kerja, hati kita akan selalu diam-diam membuka diri kepada Tuhan dalam doa. Tanpa menyadarinya, hati kita kemudian dapat menjadi lebih tenang di hadapan Tuhan, kita akan lebih memahami kehendak Tuhan dan, ketika menghadapi masalah, kita akan tahu bagaimana melakukan kebenaran untuk memuaskan Tuhan. Dengan cara ini, hubungan kita dengan Tuhan akan menjadi jauh lebih normal. 2. Saat Membaca Firman Tuhan, Renungkanlah Dengan Hatimu dan Engkau Akan Memahami Makna Sejatinya Karena itu, ketika membaca firman Tuhan, kita harus menenangkan hati dan menggunakan hati kita untuk merenungkan mengapa Tuhan mengatakan hal-hal seperti itu, apakah kehendak Tuhan dan apakah hasil yang ingin dicapai Tuhan bersama kita dengan mengatakan hal-hal seperti itu. Hanya merenungkan firman-Nya secara mendalam dengan cara inilah kita dapat memahami kehendak Tuhan dan menjadi lebih berkenan di hati-Nya, dan hubungan kita dengan Tuhan akan menjadi makin normal. Sebagai contoh, kita melihat bahwa Tuhan Yesus berkata: "Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, Kecuali engkau dipertobatkan, dan menjadi sama seperti anak kecil, engkau tidak akan bisa masuk ke dalam Kerajaan Surga" (Matius 18:3). Kita semua dapat memahami makna sepintas dari pernyataan ini, bahwa Tuhan ingin kita menjadi orang jujur. Tetapi hal-hal seperti pentingnya menjadi orang jujur, mengapa Tuhan mencintai orang jujur dan bagaimana tepatnya menjadi seorang yang jujur, semua itu adalah persoalan yang harus kita renungkan secara lebih mendalam. Melalui pembacaan doa dan perenungan firman Tuhan, kita akan memahami bahwa esensi Tuhan adalah setia, dan bahwa tidak ada kebohongan atau kecurangan dalam apa pun yang Tuhan katakan atau lakukan, dan karena itulah Tuhan mengasihi orang jujur dan membenci orang yang curang. Tuhan menghendaki kita agar menjadi orang jujur, karena hanya dengan menjadi orang jujur sesuai dengan tuntutan Tuhan, kita dapat dituntun oleh Tuhan ke dalam kerajaan-Nya. Jadi bagaimana tepatnya kita menjadi orang jujur? Pertama, kita tidak boleh berbicara dusta, tetapi kita harus murni dan terbuka serta mengatakan apa yang ada dalam hati kita; kedua, kita tidak boleh bertindak curang, kita harus mampu meninggalkan kepentingan kita sendiri, dan tidak menipu Tuhan maupun manusia; ketiga, tidak boleh ada kecurangan dalam hati kita, tidak boleh ada motif atau tujuan pribadi dalam tindakan kita, tetapi sebaliknya kita harus bertindak hanya untuk melakukan kebenaran dan memuaskan Tuhan. Setelah terang ini dicapai melalui perenungan, kita merenungkan tindakan dan perilaku kita dan kemudian melihat apakah kita masih memiliki banyak ungkapan curang: Saat berurusan dengan orang lain, sering kali kita tidak dapat menghentikan diri kita sendiri untuk tidak berbohong atau menipu demi melindungi kepentingan, reputasi, dan status kita sendiri. Ketika mengorbankan diri kita sendiri untuk Tuhan, kita mungkin mengatakan dalam doa bahwa kita ingin mengasihi Tuhan dan memuaskan-Nya, tetapi ketika ujian menimpa kita, misalnya anak sakit atau kita sendiri sakit atau anggota keluarga kehilangan pekerjaan, kita mulai mengeluh kepada Tuhan, sedemikian rupa sehingga kita ingin menghentikan pekerjaan kita di gereja. Dalam hal ini, kita dapat melihat bahwa kita mengorbankan diri kita sendiri untuk Tuhan dengan cara yang cemar, dan dengan cara di mana kita membuat kesepakatan dengan Tuhan. Kita mengorbankan diri kita untuk Tuhan agar mendapat keuntungan dari Tuhan, dan tidak semata-mata demi memuaskan Tuhan. Ini hanya beberapa contoh dari ungkapan kecurangan kita. Dari ungkapan-ungkapan ini, kita dapat melihat bahwa kita bukanlah orang yang benar-benar jujur. Setelah melihat dengan jelas kelemahan dan kekurangan kita sendiri, ketetapan hati pun muncul dalam diri kita untuk haus akan kebenaran dan kita berusaha melakukan lebih banyak firman Tuhan dalam hidup kita. Inilah hasil yang dicapai dengan merenungkan firman Tuhan. Tentu saja, hasil ini tidak dapat dicapai dengan merenungkan firman Tuhan satu kali, tetapi dengan merenungkan firman-Nya berkali-kali. Kita juga harus secara sadar melakukan firman Tuhan setiap kali menghadapi masalah. Singkatnya, selama kita tanpa henti merenungkan firman Tuhan dengan hati kita dengan cara ini, maka kita akan dapat memperoleh pencerahan dan penerangan Roh Kudus. Suatu hari, kita akan mendapatkan terang baru, dan hari berikutnya kita akan mendapatkan sedikit lebih banyak terang baru dan, seiring berjalannya waktu, kita akan dapat lebih memahami tentang kebenaran dalam firman Tuhan, jalan pengamalan akan menjadi lebih jelas, hidup kita akan mengalami kemajuan secara bertahap, dan hubungan kita dengan Tuhan akan menjadi makin dekat. 3. Carilah Kebenaran dan Lakukanlah Firman Tuhan dalam Segala Hal Ambillah contoh bagaimana kita harus mencari kebenaran ketika memilih pasangan hidup, misalnya. Ketika mencari pasangan hidup, kita selalu mengikuti pilihan kita sendiri dan berfokus pada penampilan dan perangai orang itu, dan kita mencari pria yang jangkung, kaya, dan tampan, atau wanita berkulit putih, yang kaya dan cantik, percaya bahwa kita hanya akan memiliki pernikahan yang bahagia jika menikahi seseorang yang seperti itu, dan bahwa kita akan menjalani kehidupan jasmaniah yang nyaman, tenteram, dan menyenangkan, dan orang lain akan iri pada kita. Namun, pernahkah kita bertanya-tanya apakah menemukan pasangan seperti itu bermanfaat bagi kepercayaan kita kepada Tuhan dan bagi kemajuan hidup kita? Jika pasangan hidup kita tidak percaya kepada Tuhan dan mereka mencoba menghentikan kita untuk percaya kepada Tuhan, akan seperti apa hasilnya? Alkitab berkata: "Janganlah engkau menjadi pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tidak percaya" (2 Korintus 6:14). Dari sini, kita dapat melihat bahwa aspirasi orang tak percaya dan orang percaya tidak berjalan seiring dan tidak cocok satu sama lain. Dalam pendekatan mereka terhadap iman dan tren sosial, mereka masing-masing akan memiliki pandangan sendiri dan akan mengejar hal-hal yang berbeda: seorang Kristen akan punya keinginan untuk mengikuti jalan takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan, sedangkan orang tidak percaya akan punya keinginan untuk mengikuti tren jahat dunia. Jika kita dipersatukan dengan orang tidak percaya, kita tentu akan dipengaruhi oleh mereka, dan kemajuan hidup kita akan terhambat. Karena itu, ketika memilih pasangan, kita harus mempertimbangkan kemanusiaan dan karakter orang itu dan mempertimbangkan apakah bergaul dengan mereka akan menguntungkan kepercayaan kita kepada Tuhan, apakah kita berdua seia sekata atau tidak, dan apakah aspirasi kita sesuai. Jika tidak mempertimbangkan hal-hal ini, tetapi hanya berfokus semata-mata pada penampilan luar orang tersebut dan situasi keluarga mereka, maka, setelah kita menikah, rasa sakit akan datang karena kita tidak seia sekata. Jika pasangan hidup kita juga mencoba memaksa dan menghentikan kita untuk percaya kepada Tuhan, ini akan menghancurkan kehidupan rohani kita lebih jauh. Karena itu dapat dilihat bahwa, tidak peduli masalah apa yang mungkin kita temui dalam hidup kita, hanya dengan mencari kebenaran, memahami kehendak Tuhan dan bertindak sesuai dengan kehendak-Nya, kita dapat hidup di bawah pemeliharaan dan perlindungan Tuhan, dan hanya dengan cara itulah kita dapat memelihara hubungan normal kita dengan Tuhan. 4. Datanglah di hadapan Tuhan dan Refleksikan Diri Sendiri Setiap Hari, dan Peliharalah Hubungan Baikmu dengan Tuhan Ada banyak cara untuk merefleksikan diri kita sendiri: kita dapat merefleksikan diri kita sendiri dalam terang firman Tuhan; kita dapat merefleksikan diri kita sendiri dalam kesalahan yang kita buat dalam kehidupan sehari-hari; Ketika orang lain menunjukkan kelemahan dan kerusakan kita, itu bahkan merupakan kesempatan yang sangat baik untuk merefleksikan diri kita sendiri; selain itu, ketika kita melihat kesalahan yang dilakukan oleh orang-orang di sekitar kita, kita juga dapat merefleksikan diri kita sendiri, menganggap kesalahan mereka sebagai peringatan, memetik pelajaran dan diuntungkan oleh semua pelajaran itu, dan lain sebagainya. Refleksi diri tidak terbatas pada siang atau malam hari. Kapan saja dan di mana saja, kita dapat berdoa kepada Tuhan di dalam hati kita, merenungkan dan mengetahui kerusakan kita sendiri, serta dapat mencari kehendak dan tuntutan Tuhan dalam firman-Nya, lalu bertobat pada waktunya. Namun, sebelum kita pergi tidur setiap malam, kita harus merenungkan dan merangkum semua yang kita lakukan hari itu, dan kita akan dapat memiliki pemahaman yang lebih jelas tentang keadaan kita dan mengetahui hal-hal apa yang belum kita perbaiki. Begitu kita mulai melakukan ini, pengejaran kita akan lebih terarah dan akan lebih bermanfaat untuk membangun hubungan yang normal dengan Tuhan. Saudara-saudari, keempat poin di atas adalah jalan pengamalan bagi kita untuk mendekat kepada Tuhan. Selama kita melakukan poin-poin ini, maka hubungan kita dengan Tuhan akan menjadi lebih dekat, kita akan memiliki jalan pengamalan dengan masalah-masalah yang kita hadapi, dan Tuhan akan memberikan kita damai sejahtera dan sukacita dan akan memungkinkan kita untuk hidup dalam berkat-berkat-Nya. Jadi, mengapa kita tidak mulai sekarang?
|
|
Total comments: 0 | |