2:43 PM Aku Telah Pulang 1 |
Kesaksian Kristen - Aku Telah PulangOleh Saudara Chu Keen Pong, MalaysiaAku telah percaya kepada Tuhan selama lebih dari sepuluh tahun dan melayani di gereja selama dua tahun, dan kemudian meninggalkan gerejaku pergi ke luar negeri untuk bekerja. Aku pergi ke cukup banyak tempat, termasuk Singapura, dan menghasilkan uang yang banyak, tetapi hidup dalam masyarakat modern di mana yang kuat selalu benar, semua orang saling menyerang terhadap satu sama lain, dan ada pengkhianatan di mana-mana. Diperhadapkan dengan berbagai macam hubungan antar pribadi yang kompleks, aku selalu bersikap waspada terhadap orang lain. Mereka juga selalu bersikap waspada terhadapku, membuatku merasa jauh di lubuk hatiku bahwa aku tidak dapat menemukan dasar yang stabil untuk berdiri. Kehidupan seperti itu membuat tubuh dan jiwaku kelelahan. Satu-satunya hal yang memberiku penghiburan adalah buku harian yang kubawa bersamaku di mana aku telah menyalin beberapa ayat Alkitab. Terkadang aku akan membacanya dan itu akan mengisi kekosongan dalam jiwaku. Aku sudah bertahun-tahun tidak pergi beribadah di gereja, tetapi selama setahun terakhir aku hanya memikirkan satu hal: aku harus menemukan sebuah gereja di mana aku dapat melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh. Aku kemudian memanfaatkan sebagian waktu luangku untuk pergi ke beberapa gereja di Malaysia, baik yang besar maupun yang kecil, tetapi aku selalu masuk dengan sukacita dan pulang dengan perasaan sedih. Dalam batinku, aku selalu merasa ada sesuatu yang kurang, tetapi aku tidak pernah mampu menjelaskan apa sebenarnya yang kurang tersebut. Diperhadapkan dengan konflik ini, aku malah menjadi ekstrem secara duniawi, hanya bermain video game dan menonton film di Internet, terkadang bergadang bermain video game sampai subuh atau menonton film demi film. Jadwal tidurku berantakan. Ketika aku mulai melakukan ini, aku memiliki sedikit kesadaran, merasa bahwa Tuhan tidak akan senang, tetapi lambat laun aku menjadi mati rasa. Selama masa itulah aku kehilangan ponselku. Pada saat itu, aku merasa sangat kesal—ponselku hilang dan banyak data yang ikut hilang, ditambah lagi aku tidak bisa log masuk ke Facebook. Di permukaan, ini adalah hal yang buruk, tetapi aku tidak pernah menduga bahwa itu akan menjadi titik balik bagi hidupku. Sama seperti ungkapan lama, ini adalah "sebuah berkat terselubung." Aku membeli ponsel baru di awal 2017. Suatu hari di akhir Februari, aku log masuk ke Facebook dan kemudian secara tidak sengaja mengklik lini masa dari sebuah profil berbahasa Inggris, dan melihat ada ayat Alkitab di postingan tersebut. Aku juga melihat kutipan-kutipan yang bukan berasal dari Alkitab, namun itu benar-benar menginspirasiku, dan itu benar-benar menarikku secara emosional. Aku terus mengamati akun Facebook itu selama beberapa hari selanjutnya, dan bahkan meluangkan waktu menyelidiki beberapa firman. Akhirnya, aku selesai membaca postingan yang menarik perhatianku itu. Setelah membacanya barulah aku menyadari bahwa pesan utama dari postingan ini adalah penafsiran dari ayat Alkitab di mana Tuhan Yesus berkata: "Bukan setiap orang yang memanggil-Ku, Tuhan, Tuhan, yang akan masuk ke dalam Kerajaan Surga" (Matius 7:21). Aku merasa ini adalah penafsiran yang cukup unik serta penuh inspirasi dan terang. Aku belum menambahkan orang tersebut sebagai temanku di Facebook, jadi meskipun aku ingin melihat lebih banyak postingan di lini masanya, aku tidak bisa. Namun, yang dapat kulihat di lini masanya, pengguna Facebook ini berasal dari Korea Selatan dan ia adalah seorang saudari bernama Susan. Aku mengirimkan permintaan pertemanan kepadanya, tetapi dia mungkin tidak sedang daring saat itu sehingga tidak langsung menerima permintaanku. Dua hari kemudian, aku menambahkan seseorang yang berbahasa Mandarin di Facebook sebagai teman bernama Qi Fei, seorang Kristen dari Korea Selatan. Dia bercakap-cakap denganku tentang beberapa pengalaman dalam kepercayaannya, dan aku benar-benar menyukai apa yang dia katakan. Yang mengejutkanku, Saudari Qi Fei ternyata juga berteman dengan Saudari Susan, jadi kali ini kami saling menambahkan sebagai teman di Facebook. Dengan membaca postingan Facebook mereka dan melalui percakapan kami yang sesekali, aku merasa bahwa mereka mengerti banyak tentang kepercayaan kepada Tuhan. Setelah beberapa waktu membahas Alkitab dan bercakap-cakap tentang segala sesuatu dalam kehidupan kami, aku benar-benar merasa bahwa pendekatan mereka untuk membantuku mengatasi beberapa kekesalanku benar-benar unik, dan ada banyak alasan dan wawasan tentang apa yang mereka katakan. Aku dapat melihat secara langsung bahwa mereka berbeda dari orang lain. Aku merasa lebih stabil dan damai di dalam hatiku melalui hubungan dengan mereka, dan meskipun aku tidak terlalu mengenal mereka dengan baik, sebelum aku menyadarinya, aku telah mulai menganggap mereka sebagai teman dekat karena kesederhanaan dan kejujuran mereka. Aku ingin membuka diriku kepada mereka. Perlahan-lahan, aku mulai membuat beberapa perubahan dalam caraku menjalani hidup. Kira-kira seminggu kemudian pada 11 Maret malam, aku log masuk ke Facebook dan melihat bahwa Susan sedang daring. Aku bercakap-cakap dengannya tentang beberapa masalah pekerjaan terlebih dahulu, kemudian memberi tahu dia tentang kerinduan hatiku, yaitu menemukan sebuah gereja untuk melayani, dan aku ingin mendengar sarannya. Saudari Susan mengatakan bahwa segala sesuatu diatur dan diperintah oleh Tuhan, dan aku harus lebih banyak berdoa kepada Tuhan dan terlibat dalam mencari solusi tentang masalah ini. Dia berkata bahwa semuanya memiliki waktu yang ditentukan oleh Tuhan, dan kita semua harus belajar untuk menunggu dan tunduk. Dia kemudian mengemukakan situasi saat ini di banyak gereja: para pengkhotbah tidak memiliki apa-apa lagi untuk dikhotbahkan, beberapa gereja tidak memiliki siapa pun yang menghadiri ibadah, dan di gereja lainnya, bahkan jika ada beberapa jemaat di sana, mereka semua hanya berbicara tentang menghasilkan uang, membuat hubungan bisnis, dan hal-hal lainnya yang sama sekali tidak berhubungan dengan kepercayaan kepada Tuhan. Dia mengatakan bahwa semua hal ini sebenarnya adalah perwujudan dari gereja-gereja yang sudah tidak lagi memiliki pekerjaan Roh Kudus, dan telah menjadi gersang. Aku benar-benar bisa mengerti dengan semua yang dia katakan. Waktu aku sedang melayani di gereja lama, para rekan sekerja berebut untuk menjadi terkenal dan menghasilkan uang untuk diri mereka sendiri, saling menyerang terhadap satu sama lain, saling memfitnah satu sama lain, dan mencoba untuk menguasai "wilayah kecil" mereka sendiri. Di sana bahkan ada perilaku yang tidak bermoral. Melihat hal-hal ini terjadi satu demi satu, aku merasa tertekan dan marah. Pada saat itu, aku bertanya kepada pendeta dan beberapa rekan sekerjaku bagaimana aku harus meresponi semua ini, tetapi mereka tidak dapat memberikan penjelasan yang jelas. Tidak kusangka, Saudari Susanlah yang menyelesaikan kebingungan yang telah lama membuatku jengkel ini. Aku merasakan semacam kebahagiaan yang tak terkatakan di dalam hatiku. Kami juga menyelidiki topik tentang berbagai bencana dan perang yang terjadi pada saat itu, dan dilihat dari tanda-tanda melalui bencana yang terjadi di mana-mana dan peperangan yang akan segera terjadi, nubuat Alkitab tentang kedatangan Tuhan yang kedua kali pada dasarnya telah digenapi, dan Tuhan akan segera datang kembali. Itu mengingatkanku kepada seorang percaya yang aku jumpai secara daring sekitar tengah hari yang mengatakan bahwa Tuhan telah datang kembali pada tahun 1991, tetapi aku benar-benar ragu tentang itu. Aku harus bertanya kepada Susan tentang hal ini. Ketika dia menanyakan pendapatku tentang hal itu, aku berkata: "Tidak mungkin. Ketika Tuhan datang kembali, Dia pasti akan turun di atas awan dan akan dilihat oleh semua manusia. Namun kita belum melihat Tuhan turun di atas awan, jadi bagaimana bisa siapa pun mengatakan bahwa Tuhan telah datang kembali?" Susan menjawab, "Saudaraku, engkau mengetahui isi Alkitab dengan baik. Jika engkau memeriksa firman dalam Alkitab dengan cermat, aku yakin engkau akan menemukan jawaban atas pertanyaanmu. Sebenarnya, ada berbagai macam nubuat mengenai kedatangan Tuhan yang kedua kali. Kita semua dapat melihat dari nubuat Alkitab bahwa nubuat itu terutama terbagi dalam dua kategori. Salah satu kategori adalah seperti yang baru saja engkau gambarkan, yaitu menubuatkan bahwa Tuhan akan turun di muka umum di atas awan dan terlihat oleh semua manusia. Kategori lainnya menubuatkan kedatangan Tuhan secara diam-diam, yang hanya akan diketahui oleh sekelompok orang tertentu. Sama seperti yang Tuhan Yesus katakan: 'Lihatlah, Aku datang bagaikan pencuri' (Wahyu 16:15). 'Dan pada tengah malam terdengar teriakan, Lihat, mempelai laki-laki datang; keluarlah menyambutnya' (Matius 25:6). 'Pencuri' dan 'pada tengah malam terdengar teriakan' artinya itu akan sunyi dan tidak ada pergerakan, tidak diketahui siapa pun. Langit tidak akan bersuara dan bumi tidak akan bergoncang—itu tidak akan menjadi sesuatu yang dapat dilihat semua orang. Hanya ada sekelompok kecil orang yang dapat mendengar suara Tuhan, yang dapat menyambut Dia. Inilah nubuat-nubuat tentang Tuhan yang datang secara diam-diam. Jika kita hanya berpegang teguh pada nubuat-nubuat tentang Tuhan turun di muka umum di atas awan tetapi mengabaikan nubuat-nubuat tentang Tuhan yang datang secara diam-diam, apakah itu benar? Bukankah artinya kita akan gagal mendengar suara Tuhan, dan kehilangan kesempatan kita untuk menyambut Tuhan dan diangkat ke dalam kerajaan surga?" Aku dibingungkan oleh pertanyaan Susan. Aku membaca dua ayat ini berulang-ulang, dan berpikir, "Mungkinkah ada kontradiksi dalam Alkitab? Tidak, tidak, tidak! Bagaimana mungkin? Namun faktanya, ada dua kategori nubuat Alkitab yang berbeda tentang cara Tuhan akan datang kembali! Bagaimana ini bisa dijelaskan?" Dalam kebingungan, aku memintanya untuk melanjutkan persekutuannya. Susan berkata, "Kita dapat melihat dari nubuat-nubuat dalam Alkitab bahwa kedatangan Tuhan yang kedua kali akan terjadi dengan dua cara yang berbeda. Salah satunya adalah kedatangan yang tersembunyi, dan satunya lagi penampakan secara terbuka. Pada akhir zaman, Tuhan akan menjadi daging di dunia sebagai Anak Manusia, dan secara lahiriah, Kristus akan tampak seperti orang biasa, sama seperti Tuhan Yesus dalam daging. Dia akan memiliki kemanusiaan, dan akan makan, berpakaian, hidup, dan berperilaku seperti orang biasa. Dia akan hidup di antara manusia, dan ini dianggap tersembunyi dari sudut pandang kita karena tidak seorang pun yang akan melihat bahwa Dia adalah Tuhan, dan tidak seorang pun yang akan mengetahui identitas Dia yang sesungguhnya. Setelah Anak Manusia mulai bekerja dan berfirman, mereka yang dapat mendengar suara Tuhan akan melihat pengungkapan watak Tuhan melalui perkataan dan pekerjaan Anak Manusia. Mereka akan melihat otoritas dan kuasa Tuhan, dan akan menyadari bahwa Tuhan telah datang. Ini akan menggenapi nubuat Tuhan Yesus: 'Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka, dan mereka mengikut Aku' (Yohanes 10:27). Mereka yang tidak dapat membedakan suara Tuhan pasti akan memperlakukan Tuhan yang berinkarnasi sebagai orang biasa berdasarkan penampilan lahiriah-Nya. Mereka akan menyangkal dan menolak, dan bahkan menentang, mengutuk, serta menghujat Kristus akhir zaman. Ini sama seperti ketika Tuhan Yesus datang untuk melakukan pekerjaan-Nya—secara lahiriah, Dia tampak seperti Anak Manusia biasa, yang menyebabkan sebagian besar orang menyangkal, menentang, dan mengutuk-Nya. Hanya sekelompok kecil orang yang menyadari melalui perkataan dan pekerjaan-Nya bahwa Tuhan Yesus adalah Kristus yang berinkarnasi, bahwa Dia adalah perwujudan Tuhan, dan dengan demikian mengikuti Tuhan Yesus dan memperoleh penebusan-Nya." Mendengar persekutuan saudari itu, aku merasa itu sangat masuk akal karena ini semua adalah fakta—itulah yang sebenarnya terjadi ketika Tuhan Yesus datang untuk melakukan pekerjaan-Nya. Namun aku memikirkannya lagi: dikatakan dalam kitab Wahyu bahwa ketika Tuhan datang kembali Dia akan turun di atas awan di muka umum, dan itulah yang dikatakan oleh semua pendeta dan penatua. Mengingat hal ini, dengan penuh keyakinan, aku segera bertanya kepada Susan: "Tuhan Yesus sendiri berkata bahwa kedatangan-Nya yang kedua kali akan berada di atas awan. Bagaimana mungkin kedatangan-Nya kembali adalah inkarnasi? Bagaimana engkau dapat menyangkal firman dari Alkitab?" Saudari Susan berkata, "Engkau hanya perlu menyelidiki Alkitab dengan sangat saksama dan engkau akan menemukan bahwa ada banyak ayat yang dengan jelas menubuatkan bahwa Tuhan akan datang kembali dengan berinkarnasi." Berdasarkan apa yang Saudari Susan katakan, aku menemukan beberapa ayat dari Alkitab dan mulai membaca: "Karena itu hendaklah engkau juga bersiap sedia, karena Anak Manusia datang di waktu yang tidak engkau duga" (Lukas 12:40). "Karena sama seperti kilat yang memancar dari satu bagian di bawah langit, bersinar sampai ke bagian lain di bawah langit; demikian juga Anak Manusia saat hari kedatangan-Nya tiba. Tetapi pertama-tama Dia harus mengalami berbagai penderitaan dan ditolak oleh generasi ini" (Lukas 17:24–25). Setelah aku selesai membaca ayat-ayat Alkitab ini, Saudari Susan berkata: "Nubuat-nubuat ini menyebutkan 'Anak Manusia datang' dan 'demikian pula Anak Manusia saat hari kedatangan-Nya.' 'Anak Manusia' dilahirkan dari manusia dan memiliki kemanusiaan yang normal. Jika Dia mewujudkan diri-Nya dalam tubuh rohani, Dia tidak dapat disebut sebagai Anak Manusia, sama seperti Tuhan Yahweh adalah Roh dan tidak dapat disebut Anak Manusia. Manusia juga telah melihat para malaikat, yang adalah makhluk roh dan karenanya juga tidak dapat disebut Anak Manusia. Semua yang memiliki wujud seorang manusia tetapi merupakan makhluk roh tidak dapat disebut Anak Manusia. Tuhan Yesus yang berinkarnasi disebut Anak manusia dan Kristus karena Dia adalah inkarnasi daging Roh Tuhan, dan perwujudan Roh dalam daging. Dia menjadi manusia biasa dan hidup di antara manusia. Tuhan Yesus adalah Anak Manusia, inkarnasi Tuhan, sehingga ketika Tuhan Yesus berkata bahwa Dia akan datang kembali sebagai Anak Manusia, maksud-Nya adalah Dia akan datang kembali dalam tubuh jasmani sebagai Anak Manusia, dan bukan dalam wujud roh. Karena itu, ketika Tuhan Yesus berkata bahwa Dia akan datang kembali, maksud-Nya adalah Dia akan datang kembali dalam wujud inkarnasi. Selain itu, Alkitab berkata: 'Tetapi pertama-tama Dia harus mengalami berbagai penderitaan dan ditolak oleh generasi ini.' Ini semakin membuktikan bahwa ketika Tuhan datang kembali, itu akan dalam wujud inkarnasi. Renungkanlah: jika Tuhan menampakkan diri kepada kita saat kedatangan-Nya kembali di dalam tubuh roh dan bukan tubuh daging, Dia tidak akan terlalu menderita, apalagi ditolak oleh generasi ini. Siapa yang berani menolak Roh Tuhan? Siapa yang mampu membuat Roh Tuhan menderita? Karena itu, mengenai apakah Tuhan akan datang kembali dengan berinkarnasi atau apakah Ia akan datang dalam tubuh roh, bukankah hal itu tidak perlu dipertanyakan?" Aku keheranan saat membaca kata-kata "Anak Manusia." Dahulu aku telah memikirkan tentang pertanyaan "Anak Manusia," tetapi tidak pernah jelas bagiku. Penjelasan Saudari Susan sepenuhnya melenyapkan semua keraguanku, dan aku diliputi oleh keharuan ketika aku mendengarnya. Saat itu sudah larut malam, jadi kami berpisah dan log keluar dari Facebook. Aku sangat bersemangat malam itu sehingga aku tidak bisa tidur sampai dini hari. Aku merenungkan tentang bagaimana aku telah percaya kepada Tuhan selama bertahun-tahun, tetapi belum pernah mendengar persekutuan yang begitu indah. Aku terpana, dan ada semacam kejelasan yang penuh kebahagiaan di hatiku yang tidak mampu kuungkapkan. |
|
Total comments: 0 | |