4:16 PM
Apakah hanya menikmati kasih karunia Tuhan dapat dianggap sebagai kesaksian iman yang sejati kepada Tuhan?

Kesaksian Kristen

Apakah hanya menikmati kasih karunia Tuhan dapat dianggap sebagai kesaksian iman yang sejati kepada Tuhan?

Firman Tuhan yang Relevan:

Jika engkau hanya menikmati kasih karunia Tuhan, dengan kehidupan keluarga yang penuh damai atau berkat secara materi, berarti engkau belum memperoleh Tuhan, dan keyakinanmu kepada Tuhan telah gagal. Tuhan telah menjalankan tahap pekerjaan kasih karunia dalam daging, dan telah memberikan berkat-berkat materi kepada manusia—tetapi manusia tidak bisa disempurnakan dengan kasih karunia, kasih, dan kemurahan saja. Dalam pengalaman-pengalamannya, manusia menjumpai sejumlah kasih Tuhan, dan melihat kasih dan kemurahan Tuhan. Namun setelah mengalaminya selama beberapa waktu, ia melihat bahwa kasih karunia dan kasih dan kemurahan-Nya tidak mampu membuat manusia sempurna. Serta tidak mampu menyingkapkan apa yang rusak dalam diri manusia, tidak mampu menghilangkan watak manusia yang rusak, maupun menyempurnakan kasih dan imannya. Karya kasih karunia Tuhan adalah karya satu periode, dan untuk mengenal Tuhan, manusia tidak dapat mengandalkan pada menikmati kasih karunia Tuhan.

Dikutip dari "Hanya Dengan Mengalami Ujian-Ujian yang Menyakitkan

Engkau Semua Bisa Mengenal Kasih Tuhan"

dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Jika seseorang hanya menikmati kasih karunia Tuhan, ia tidak dapat disempurnakan oleh Tuhan. Sebagian orang mungkin puas dengan kedamaian dan kenikmatan daging, suatu kehidupan yang nyaman tanpa kesulitan dan kemalangan, hidup damai bersama keluarga tanpa pertengkaran atau pertikaian. Bahkan mereka mungkin percaya bahwa ini adalah berkat Tuhan, tetapi sebenarnya, ini hanyalah kasih karunia Tuhan. Engkau semua tidak dapat berpuas diri dengan hanya menikmati kasih karunia Tuhan. Pemikiran seperti ini terlalu vulgar. Bahkan jika engkau membaca firman Tuhan setiap hari, berdoa setiap hari, dan jiwamu merasakan kenikmatan dan kedamaian tertentu, tetapi pada akhirnya engkau tidak mengetahui apa pun tentang Tuhan dan pekerjaan-Nya atau tidak memiliki pengalaman dengan kedua hal tersebut. Tidak peduli seberapa banyak firman Tuhan yang telah engkau makan dan minum, jika engkau hanya merasakan kedamaian dan kenikmatan di dalam jiwamu dan bahwa firman Tuhan itu luar biasa manis, seolah engkau tidak pernah merasakan cukup, tetapi engkau tidak memiliki pengalaman nyata dan tidak memiliki realitas firman Tuhan, apa yang dapat engkau terima dari cara beriman kepada Tuhan seperti itu? Jika engkau tidak dapat hidup sesuai dengan esensi firman Tuhan, makan dan minum firman Tuhan serta doamu sepenuhnya hanya menyangkut agama saja. Manusia seperti ini tidak dapat disempurnakan dan dimenangkan oleh Tuhan.

Dikutip dari "Janji-janji bagi Mereka yang Telah Disempurnakan"

dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Tuhan menyempurnakan manusia melalui ketaatan mereka, melalui makan, minum, dan menikmati firman Tuhan, dan melalui penderitaan dan pemurnian dalam hidup mereka. Hanya melalui iman seperti ini, watak manusia dapat berubah, hanya setelah itu mereka dapat memiliki pengetahuan sejati tentang Tuhan. Tidak puas dengan hidup di tengah-tengah kasih karunia Tuhan, secara aktif haus akan kebenaran, mencari kebenaran, dan berupaya agar didapatkan oleh Tuhan—yang berarti mematuhi Tuhan secara sadar; inilah jenis iman yang tepatnya Tuhan inginkan. Orang yang tidak melakukan apa-apa selain menikmati kasih karunia Tuhan tidak bisa disempurnakan, atau diubah, dan kepatuhan, kesalehan, dan kasih serta kesabaran mereka semuanya dangkal. Mereka yang hanya menikmati kasih karunia Tuhan tidak dapat benar-benar mengenal Dia, dan bahkan ketika mereka mengenal Tuhan, pengetahuan mereka dangkal, dan mereka mengatakan hal-hal seperti Tuhan mengasihi manusia, atau Tuhan berbelas kasihan terhadap manusia. Ini tidak menggambarkan kehidupan manusia dan tidak menunjukkan bahwa orang benar-benar mengenal Tuhan. Jika, ketika firman Tuhan memurnikan mereka, atau ketika ujian-Nya menimpa mereka, orang tidak dapat menaati Tuhan—jika, sebaliknya, mereka menjadi ragu-ragu, dan jatuh—mereka tidak patuh sedikit pun.

Dikutip dari "Dalam Imanmu kepada Tuhan,

Engkau Harus Menaati Tuhan"

dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Kepercayaan manusia kepada Tuhan menjadikan manusia berusaha agar Tuhan memberi mereka tempat tujuan yang layak dan mengaruniakan kepada mereka segala anugerah di bawah matahari, menjadikan Tuhan hamba mereka, agar Tuhan memelihara hubungan yang damai dan bersahabat dengan mereka, dan supaya tidak akan pernah ada konflik di antara mereka. Artinya, kepercayaan mereka kepada Tuhan mengharuskan Tuhan berjanji agar memenuhi segala tuntutan mereka, memberikan kepada mereka apa pun yang mereka doakan, seperti ada tertulis dalam Alkitab: "Aku akan mendengarkan semua doamu." Mereka menuntut Tuhan agar tidak menghakimi atau menangani siapa pun, karena Tuhan adalah Yesus, Juru Selamat yang baik, yang menjaga hubungan baik dengan orang-orang di setiap waktu dan tempat. Cara mereka percaya adalah demikian: tanpa tahu malu, mereka selalu meminta berbagai hal kepada Tuhan, dan Tuhan selalu memberikan segalanya tanpa pandang bulu, entah mereka memberontak atau taat. Mereka terus saja menuntut pelunasan "utang" dari Tuhan dan Tuhan harus "membayar utang-Nya" tanpa menolak, dan "melunasinya" dua kali lipat, entah Tuhan telah mendapatkan sesuatu dari mereka atau tidak. Dia harus selalu ada dalam kendali mereka. Dia tidak dapat mengatur manusia seenaknya, apalagi mengungkapkan hikmat dan watak-Nya yang benar, yang telah tersembunyi selama bertahun-tahun, sebagaimana yang Dia kehendaki kepada manusia, tanpa seizin mereka. Mereka hanya mengakui dosa-dosa mereka kepada Tuhan dan Dia mengampuni mereka tanpa merasa muak karenanya, dan ini berlangsung selama-lamanya. Mereka memerintah Tuhan dan Dia harus taat, seperti yang tertulis dalam Alkitab bahwa Tuhan tidak datang untuk dilayani oleh manusia, tetapi untuk melayani, dan bahwa Dia datang untuk menjadi hamba manusia. Bukankah ini yang selalu engkau percayai? Ketika tidak dapat memperoleh sesuatu dari Tuhan, engkau sekalian ingin melarikan diri. Dan ketika tidak memahami sesuatu, engkau sekalian menjadi sangat kesal, dan bahkan berbuat sesuatu yang terlampau jauh hingga melontarkan segala macam caci-maki. Engkau tidak membiarkan Tuhan Sendiri mengungkapkan hikmat dan keajaiban-Nya secara penuh, sebaliknya engkau hanya ingin menikmati kemudahan dan kenyamanan fana. Sampai sekarang, sikapmu dalam kepercayaanmu kepada Tuhan adalah cara pandang lama yang sama. Jika Tuhan menunjukkan kepadamu sedikit saja kemegahan, engkau menjadi kesal; apakah engkau sekarang melihat persisnya tingkat pertumbuhanmu? Jangan berpikir bahwa engkau setia kepada Tuhan padahal cara pandang lamamu belum berubah. Ketika tidak ada apa pun yang menimpamu, engkau berpikir bahwa semuanya berjalan lancar dan engkau sangat mengasihi Tuhan. Namun, ketika perkara yang sepele menimpamu, engkau jatuh ke Alam Maut. Apakah ini arti kesetiaanmu kepada Tuhan?

Dikutip dari "Engkau Harus Mengesampingkan Berkat Status

dan Memahami Kehendak Tuhan bagi Keselamatan Manusia"

dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Sebagian besar orang percaya pada Tuhan demi perasaan damai dan keuntungan lainnya. Jika tidak menguntungkan bagimu, engkau tidak percaya pada Tuhan, dan jika engkau tidak dapat menerima kasih karunia Tuhan, engkau murung. Bagaimana mungkin apa yang kaukatakan bisa menjadi tingkat pertumbuhan sejatimu? Mengenai peristiwa keluarga yang tak terhindarkan (semisal anak-anak sakit, orang terkasih harus diopname, panen buruk, penganiayaan oleh anggota keluarga), engkau bahkan tidak sanggup menjalani hal-hal yang sering terjadi di dalam kehidupan sehari-hari ini. Ketika terjadi hal-hal seperti itu, engkau menjadi panik, tidak tahu harus berbuat apa—dan sering kali engkau mengeluh kepada Tuhan. Engkau mengeluh bahwa firman Tuhan mengelabui engkau, bahwa pekerjaan Tuhan telah mengacaukan engkau. Tidakkah engkau semua memiliki pikiran-pikiran seperti itu? Engkau pikir hal-hal seperti itu jarang terjadi pada engkau semua? Engkau menghabiskan setiap hari dengan hidup di tengah-tengah peristiwa seperti itu. Tidak sedikit pun engkau memikirkan keberhasilan imanmu di dalam Tuhan, dan bagaimana cara memuaskan kehendak Tuhan. Tingkat pertumbuhan sejatimu terlalu kecil, bahkan lebih kecil dari tingkat pertumbuhan anak ayam. Ketika bisnis keluargamu merugi, engkau mengeluh kepada Tuhan, ketika engkau berada di suatu lingkungan tanpa perlindungan Tuhan, engkau terus mengeluh kepada Tuhan, engkau mengeluh bahkan ketika salah satu anak ayammu mati atau sapi tua di kandang jatuh sakit, engkau mengeluh ketika tiba saatnya bagi putramu untuk menikah tetapi keluargamu tidak mempunyai cukup uang, dan ketika para pekerja gereja beberapa kali makan di rumahmu tetapi gereja tidak mengganti biayanya, atau tidak ada orang yang mengirim sayuran, engkau juga mengeluh. Perutmu penuh dengan keluhan, dan terkadang engkau tidak menghadiri ibadah atau makan dan minum firman Tuhan karenanya, engkau cenderung menjadi negatif dalam waktu yang lama. Tidak satu pun yang terjadi padamu hari ini yang berkaitan dengan masa depan atau nasibmu; hal-hal seperti ini juga akan terjadi jika engkau tidak percaya pada Tuhan, tetapi hari ini engkau melemparkan tanggung jawab atas semua hal ini kepada Tuhan, dan bersikeras mengatakan bahwa Tuhan telah menyingkirkanmu. Bagaimana dengan kepercayaanmu kepada Tuhan? Sudahkah engkau benar-benar mempersembahkan hidupmu kepada-Nya? Jika engkau mengalami cobaan yang sama seperti yang dialami Ayub, tidak satu pun dari engkau semua yang mengikuti Tuhan pada hari ini yang akan sanggup untuk berdiri tegak, engkau semua akan jatuh. Dan, ada perbedaan yang sangat besar di antara engkau dan Ayub. Hari ini, jika separuh dari asetmu dirampas, engkau akan berani mengingkari keberadaan Tuhan; jika putra atau putrimu diambil, engkau akan berlarian di jalan sambil menyumpah serapah; jika satu-satunya sumber penghasilanmu menghadapi ujung buntu, engkau akan bersitegang dengan Tuhan; engkau akan bertanya mengapa Aku menyampaikan begitu banyak firman pada awalnya dan membuatmu takut. Di saat-saat seperti itu, engkau berani melakukan apa pun. Ini menunjukkan bahwa engkau belum mendapatkan pemahaman sejati apa pun, dan tidak memiliki tingkat pertumbuhan yang sejati.

Dikutip dari "Penerapan (3)"

dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Apakah engkau puas hidup di bawah pengaruh Iblis, dengan kedamaian dan sukacita, dan sedikit kenyamanan daging? Bukankah engkau yang paling hina dari semua orang? Tidak ada yang lebih bodoh selain mereka yang telah melihat keselamatan tetapi tidak berupaya mendapatkannya. Mereka adalah orang-orang yang mengenyangkan daging mereka sendiri dan menikmati Iblis. Engkau berharap bahwa imanmu kepada Tuhan tidak akan mendatangkan tantangan atau kesengsaraan, ataupun kesulitan sekecil apa pun. Engkau selalu mengejar hal-hal yang tidak berharga, dan tidak menghargai hidup, namun menempatkan pikiran yang terlalu muluk-muluk melampaui kebenaran. Engkau sungguh tidak berharga! Engkau hidup seperti babi—apa bedanya antara engkau, babi, dan anjing? Bukankah mereka yang tidak mengejar kebenaran, melainkan mengasihi daging, adalah binatang? Bukankah mereka yang mati tanpa roh adalah mayat berjalan? Berapa banyak firman yang telah disampaikan di antara engkau sekalian? Apakah hanya sedikit pekerjaan yang dilakukan di antaramu? Berapa banyak yang telah Kuberikan di antaramu? Lalu mengapa engkau tidak mendapatkannya? Apa yang harus engkau keluhkan? Bukankah engkau tidak mendapatkan apa-apa karena engkau terlalu mengasihi daging? Dan bukankah ini karena pikiranmu yang terlalu muluk-muluk? Bukankah karena engkau terlalu bodoh? Jika engkau tidak mampu memperoleh semua berkat ini, dapatkah engkau menyalahkan Tuhan karena tidak menyelamatkanmu? Yang engkau cari adalah agar bisa memperoleh kedamaian setelah percaya kepada Tuhan—agar anak-anakmu bebas dari penyakit, suamimu memiliki pekerjaan yang baik, putramu menemukan istri yang baik, putrimu mendapatkan suami yang layak, lembu dan kudamu dapat membajak tanah dengan baik, cuaca bagus selama satu tahun untuk hasil panenmu. Inilah yang engkau cari. Pengejaranmu hanyalah untuk hidup dalam kenyamanan, supaya tidak ada kecelakaan menimpa keluargamu, angin badai berlalu darimu, wajahmu tak tersentuh oleh debu pasir, hasil panen keluargamu tidak dilanda banjir, terhindar dari bencana, hidup dalam dekapan Tuhan, hidup dalam sarang yang nyaman. Seorang pengecut sepertimu, yang selalu mengejar daging—apakah engkau memiliki hati, apakah engkau memiliki roh? Bukankah engkau adalah binatang? Aku memberimu jalan yang benar tanpa meminta imbalan apa pun, tetapi engkau tidak mengejarnya. Apakah engkau adalah salah satu dari orang-orang yang percaya kepada Tuhan? Aku memberikan kehidupan manusia yang nyata kepadamu, tetapi engkau tidak mengejarnya. Bukankah engkau tidak ada bedanya dari babi atau anjing? Babi tidak mengejar kehidupan manusia, mereka tidak berupaya supaya ditahirkan, dan mereka tidak mengerti makna hidup. Setiap hari, setelah makan sampai kenyang, mereka hanya tidur. Aku telah memberimu jalan yang benar, tetapi engkau belum mendapatkannya. Engkau tidak memperoleh apa pun. Apakah engkau bersedia melanjutkan kehidupan ini, kehidupan seekor babi? Apakah arti penting kehidupan bagi orang-orang seperti itu? Hidupmu hina dan tercela, engkau hidup di tengah-tengah kecemaran dan kecabulan, dan tidak mengejar tujuan apa pun; bukankah hidupmu yang paling tercela? Apakah engkau masih berani memandang Tuhan? Jika engkau terus mengalami dengan cara demikian, bukankah engkau tidak akan memperoleh apa-apa?

Dikutip dari "Pengalaman Petrus:

Pengetahuannya tentang Hajaran dan Penghakiman"

dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Sekarang apakah engkau mengerti artinya kepercayaan kepada Tuhan? Apakah kepercayaan kepada Tuhan itu melihat tanda dan mukjizat? Apakah tentang naik ke surga? Percaya kepada Tuhan tidak mudah sama sekali. Praktik-praktik agamawi semacam itu harus disingkirkan; mengejar kesembuhan orang sakit dan mengusir setan, berfokus pada tanda dan mukjizat, mendambakan lebih banyak kasih karunia, damai dan sukacita, berupaya meraih harapan masa depan dan kenyamanan daging—semua itu tindakan agamawi, dan tindakan agamawi semacam itu merupakan jenis kepercayaan yang samar. Pada zaman sekarang, apa yang dimaksud dengan kepercayaan yang sejati kepada Tuhan? Maksudnya adalah penerimaan terhadap firman Tuhan sebagai realitas hidupmu dan pengenalan akan Tuhan dari firman-Nya supaya mendapatkan kasih sejati-Nya. Lebih jelasnya: Kepercayaan kepada Tuhan supaya engkau bisa menaati Tuhan, mengasihi-Nya, dan melakukan tugas yang seharusnya dilakukan oleh makhluk ciptaan Tuhan. Inilah tujuan percaya kepada Tuhan. Engkau harus mendapat pengetahuan tentang keindahan Tuhan, tentang betapa berharganya Tuhan, tentang bagaimana Tuhan melakukan karya keselamatan dalam diri semua makhluk ciptaan dan menjadikan mereka sempurna—inilah pengetahuan minimum yang engkau harus miliki dalam kepercayaanmu kepada Tuhan. Kepercayaan kepada Tuhan pada dasarnya adalah berpindah dari hidup dalam daging kepada hidup mengasihi Tuhan, dari hidup dalam kewajaran menjadi hidup dalam Tuhan, keluar dari wilayah kekuasaan Iblis dan hidup di bawah pemeliharaan dan perlindungan Tuhan, mampu taat kepada Tuhan bukan kepada daging, membiarkan Tuhan memiliki seluruh hatimu, membiarkan Tuhan membuat engkau sempurna, dan membebaskan dirimu dari watak jahat yang rusak. Kepercayaan kepada Tuhan pada dasarnya adalah membiarkan kuasa dan kemuliaan Tuhan bermanifestasi dalam dirimu, sehingga engkau bisa melakukan kehendak Tuhan dan menyelesaikan rencana Tuhan dan bisa memberikan kesaksian bagi Tuhan di hadapan Iblis. Kepercayaan kepada Tuhan tidak harus melihat tanda dan mukjizat, atau untuk kepentingan dagingmu sendiri. Kepercayaan itu seharusnya mengejar pengenalan akan Tuhan dan mampu menaati Dia, dan sama seperti Petrus, menaati Dia sampai mati. Itulah yang harusnya dicapai.

Dikutip dari "Segala Sesuatu Terlaksana oleh Firman Tuhan"

dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Category: Kilat dari Timur-Buku | Views: 112 | Added by: chenglu01115 | Tags: kesaksian iman | Rating: 0.0/0
Total comments: 0
avatar