3:34 PM
Apa yang dimaksud dengan kemunafikan?

Apa yang dimaksud dengan kemunafikan?

Firman Tuhan yang Relevan:

Apa definisi dari istilah "orang Farisi"? Ini adalah seseorang yang munafik, yang palsu dan berpura-pura dalam segala hal yang mereka lakukan, berpura-pura baik, ramah, dan positif. Apakah mereka sebenarnya seperti itu? Mereka munafik, sehingga segala yang terwujud dan terungkap pada diri mereka adalah palsu, semuanya kepura-puraan—itu bukan wajah asli mereka. Wajah asli mereka tersembunyi di dalam hati mereka; wajah itu tidak terlihat. Jika manusia tidak mengejar kebenaran, jika mereka tidak memahami kebenaran, lalu menjadi apa pengetahuan agama mereka dan teori yang telah mereka peroleh? Apakah itu semua menjadi perkataan doktrin yang sering dibicarakan orang? Orang-orang menggunakan apa yang disebut doktrin yang benar ini untuk berpura-pura dan mengemas diri mereka dengan baik. Ke mana pun mereka pergi, hal-hal yang mereka bicarakan, hal-hal yang mereka katakan, dan perilaku lahiriah mereka tampak benar dan baik bagi orang lain. Semuanya sejalan dengan gagasan dan selera manusia. Di mata orang lain, mereka saleh dan rendah hati. Mereka sabar, toleran, dan mengasihi orang lain. Sebenarnya, itu semua palsu—itu semua kepura-puraan. Secara lahiriah, mereka setia kepada Tuhan, tetapi di balik layar, semua yang mereka lakukan adalah kepura-puraan. Secara lahiriah, mereka telah meninggalkan keluarga dan karier mereka, mereka bekerja keras dan mengorbankan diri mereka—tetapi sebenarnya mereka diam-diam mendapat keuntungan dari gereja dan mencuri persembahan! Segala yang mereka ungkapkan secara lahiriah, semua perilaku mereka palsu! Inilah yang dimaksud dengan orang Farisi yang munafik. Dari mana "orang-orang Farisi"—orang-orang ini berasal? Apakah mereka muncul di antara orang-orang yang tidak beriman? Mereka semua muncul di antara orang-orang beriman. Mengapa orang-orang beriman ini berubah menjadi seperti itu? Mungkinkah firman Tuhan membuat mereka seperti itu? Alasan mereka menjadi seperti itu terutama karena mereka menempuh jalan yang salah. Mereka menggunakan firman Tuhan sebagai alat untuk mempersenjatai diri; mereka mempersenjatai diri dengan firman ini dan memperlakukannya sebagai modal untuk mendapatkan penghasilan, untuk mendapatkan sesuatu tanpa usaha. Mereka tidak melakukan apa pun selain mengajarkan doktrin agama, dan mereka tidak pernah mengikuti jalan Tuhan. Perilaku dan perbuatan mereka yang seharusnya baik, sedikit yang telah mereka berikan dan korbankan sepenuhnya dipaksakan, itu semua adalah sandiwara mereka. Itu semua sepenuhnya palsu; itu semua kepura-puraan. Di dalam hati orang-orang ini tidak ada penghormatan sedikit pun kepada Tuhan, dan mereka bahkan tidak memiliki kepercayaan sejati kepada Tuhan. Lebih dari itu, mereka adalah orang-orang tak beriman. Jika manusia tidak mengejar kebenaran, mereka akan menempuh jalan seperti ini, dan mereka akan menjadi orang Farisi. Bukankah itu menakutkan?

Dikutip dari "Enam Indikator Kemajuan dalam Kehidupan"

dalam "Rekaman Pembicaraan Kristus"

Mengejar perilaku yang terlihat baik, kemudian melakukan yang terbaik untuk menciptakan kepura-puraan bagi dirimu sendiri menggunakan penampilan kerohanian; meniru tokoh rohani; memberikan penampilan kerohanian dalam apa yang engkau katakan, lakukan, dan ungkapkan; melakukan beberapa hal yang, menurut gagasan dan imajinasi orang-orang, patut dipuji—semua ini adalah pengejaran kerohanian palsu, dan itu adalah kemunafikan. Engkau mengutamakan perkataan dan teori yang muluk, dengan menyuruh orang melakukan perbuatan baik, menjadi orang baik, dan fokus mengejar kebenaran, tetapi dalam perilakumu sendiri dan pelaksanaan tugasmu, engkau tidak pernah mencari kebenaran, engkau tidak pernah bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip kebenaran, engkau tidak pernah memahami apa yang dibicarakan dalam kebenaran, apa kehendak Tuhan, apa standar yang dituntut-Nya dari manusia—engkau tidak pernah menganggap serius semua hal ini. Ketika engkau menghadapi beberapa masalah, engkau bertindak sepenuhnya sesuai dengan keinginanmu sendiri dan mengesampingkan Tuhan. Apakah tindakan lahiriah dan keadaan batin ini merupakan rasa takut kepada Tuhan dan usaha menjauhi kejahatan? Jika tidak ada hubungan antara iman manusia dan pengejaran mereka akan kebenaran, tidak peduli berapa tahun mereka percaya kepada Tuhan, akankah mereka mampu benar-benar takut kepada Tuhan dan menjauhi kejahatan? (Tidak.) Jadi, jalan seperti apa yang dapat ditempuh orang seperti itu? Dengan apa mereka menghabiskan hari-hari mereka untuk memperlengkapi diri? Bukankah dengan perkataan dan teori? Bukankah mereka menghabiskan hari-hari mereka dengan mempersenjatai diri, dengan membekali diri mereka dengan perkataan dan teori, untuk membuat diri mereka lebih seperti orang-orang Farisi, lebih seperti orang-orang yang seharusnya melayani Tuhan? Apakah semua tindakan ini? Mereka hanya menjalankan kebiasaan; mereka mengibarkan bendera iman dan melakukan ritual keagamaan, berusaha menipu Tuhan untuk mencapai tujuan mereka agar diberkati. Mereka sama sekali tidak menyembah Tuhan.

Dikutip dari "Hanya Jika Engkau Selalu Hidup di Hadirat Tuhan,

Engkau Dapat Menempuh Jalan Keselamatan"

dalam "Rekaman Pembicaraan Kristus"

Beberapa manusia memiliki kecondongan menjadikan diri mereka pusat perhatian. Di hadapan saudara-saudari mereka, mereka berkata mereka berutang kepada Tuhan, namun di belakang, mereka tidak melakukan kebenaran dan bertindak yang sama sekali kebalikannya. Bukankah mereka kaum Farisi yang religius? Manusia yang sungguh mengasihi Tuhan dan memiliki kebenaran adalah manusia yang setia kepada Tuhan, namun tidak memperlihatkannya ke luar. Dia bersedia melakukan kebenaran saat perkara-perkara muncul dan tidak berbicara atau bertindak dengan cara yang bertentangan dengan hati nuraninya. Dia menunjukkan hikmat saat perkara muncul dan berprinsip dalam perbuatannya, apa pun keadaannya. Manusia seperti ini adalah manusia yang benar-benar melayani. Ada beberapa orang yang sering berkata di bibir saja tentang berutangnya mereka kepada Tuhan. Mereka menghabiskan hari-hari mereka dengan dahi berkerut penuh kekhawatiran, berperangai palsu, dan memasang wajah nelangsa. Begitu menjijikkan! Dan jika engkau bertanya kepada mereka: "Dalam hal apa engkau berutang kepada Tuhan? Tolong katakan kepadaku!" maka mereka tidak akan dapat berkata-kata. Jika engkau setia kepada Tuhan, maka jangan membicarakannya di depan umum, tetapi tunjukkan penerapan yang nyata guna menunjukkan kasihmu kepada Tuhan, dan berdoalah kepada-Nya dengan hati tulus. Mereka yang hanya menggunakan kata-kata untuk berurusan dengan Tuhan semuanya orang munafik! Beberapa orang berbicara tentang berutang kepada Tuhan dalam setiap doa, dan mulai menangis ketika mereka berdoa, bahkan tanpa gerakan Roh Kudus. Manusia-manusia seperti ini dipenuhi oleh ritual dan gagasan keagamaan, mereka hidup seturut ritual dan gagasan tersebut, selalu percaya bahwa tindakan tersebut menyenangkan Tuhan, dan bahwa kesalehan yang dangkal atau air mata yang penuh duka adalah sesuatu yang disukai oleh Tuhan. Kebaikan apa yang dapat muncul dari tindakan konyol tersebut? Guna menunjukkan kerendahan hati mereka, beberapa orang menampilkan sikap lemah lembut yang dibuat-buat saat berbicara di hadapan orang lain. Beberapa orang sengaja menundukkan diri di hadapan orang lain, seperti seekor domba tanpa kekuatan sama sekali. Apakah ini sikap umat kerajaan? Orang dari kerajaan haruslah penuh energi dan bebas, lugu dan terbuka, jujur dan menyenangkan; orang yang hidup dalam kebebasan. Dia memiliki karakter dan martabat, dan bisa memberikan kesaksian ke mana pun dia pergi; dia orang yang dikasihi baik oleh Tuhan maupun manusia. Mereka yang pemula dalam iman memiliki terlalu banyak penerapan lahiriah; mereka harus terlebih dahulu melalui masa penanganan dan penghancuran. Mereka yang memiliki iman kepada Tuhan dalam hati mereka, tidak dapat dibedakan secara lahiriah dengan yang lain, namun tindakan dan perbuatan mereka layak dipuji oleh orang lain. Hanya manusia seperti itu yang bisa dianggap hidup dalam firman Tuhan. Jika engkau mengkhotbahkan Injil setiap hari kepada orang ini dan orang itu, membawa mereka pada keselamatan, tetapi pada akhirnya, engkau masih hidup seturut aturan dan doktrin, maka engkau tidak dapat membawa kemuliaan kepada Tuhan. Sikap manusia seperti itu adalah milik orang religius, dan orang munafik juga.

Kapan pun orang-orang religius semacam itu berkumpul, mereka bertanya: "Saudari, bagaimana kabarmu belakangan ini?" Dia menjawab: "Aku merasa berutang kepada Tuhan dan aku tidak mampu memenuhi keinginan hati-Nya." Yang lain berkata: "Aku juga berutang kepada Tuhan dan tidak mampu memuaskan-Nya." Beberapa kalimat dan perkataan ini saja mengungkapkan hal yang keji jauh di dalam hati mereka. Perkataan tersebut sangat memuakkan dan sungguh menjijikkan. Sifat manusia-manusia semacam itu menentang Tuhan. Mereka yang berfokus pada kenyataan menyampaikan apa pun yang ada dalam hati mereka dan membuka hati mereka saat berkomunikasi. Tidak ada satu pun pengamalan yang palsu, tidak ada basa basi ataupun senda gurau yang hampa. Mereka selalu bersikap lugas dan tidak menuruti aturan duniawi. Ada orang-orang yang memiliki kecondongan menunjukkan penampilan lahiriah, bahkan tanpa alasan apapun. Saat yang lain bernyanyi, dia mulai berdansa, bahkan tanpa menyadari bahwa nasi dalam periuknya sudah gosong. Sikap manusia seperti itu tidaklah saleh ataupun mulia, dan sungguh terlalu dangkal. Semua ini adalah perwujudan dari kurangnya kenyataan! Ketika beberapa orang bersekutu untuk membahas tentang perkara hidup dalam roh, meski mereka tidak membahas tentang berutang kepada Tuhan, mereka memelihara kasih yang sejati untuk-Nya dalam hati mereka. Berutangnya engkau kepada Tuhan tidak ada urusannya dengan orang lain; engkau berutang kepada Tuhan, bukan kepada manusia. Jadi, untuk apa engkau terus-menerus membicarakan ini dengan orang lain? Yang harus engkau anggap penting adalah masuk ke dalam kenyataan, bukan semangat atau tampilan lahiriah.

Apa yang direpresentasikan oleh perbuatan baik yang dangkal dari manusia? Semua itu merepresentasikan daging, dan bahkan penerapan lahiriah yang terbaik pun tidak merepresentasikan kehidupan, hanya temperamenmu sendiri. Penerapan lahiriah manusia tidak bisa memenuhi keinginan Tuhan. Engkau terus-menerus berbicara tentang berutang kepada Tuhan, tetapi engkau tidak dapat membekali kehidupan orang lain atau mendorong orang lain untuk mengasihi Tuhan. Apakah engkau percaya bahwa tindakan semacam itu akan memuaskan Tuhan? Engkau percaya bahwa ini adalah keinginan hati Tuhan, bahwa ini adalah berasal dari roh, namun sebenarnya ini konyol! Engkau percaya bahwa apa yang menyenangkan hatimu dan apa yang engkau harapkan adalah hal yang Tuhan senangi. Apakah yang menyenangkanmu bisa merepresentasikan apa yang Tuhan senangi? Apakah karakter manusia bisa merepresentasikan Tuhan? Apa yang menyenangkanmu justru merupakan hal yang Tuhan benci, dan kebiasaanmu adalah hal yang dipandang hina dan ditolak oleh Tuhan. Jika engkau merasa berutang, maka pergi dan berdoalah di hadapan Tuhan. Tidak perlu membicarakannya kepada orang lain. Jika engkau tidak berdoa di hadapan Tuhan dan malah terus-menerus menjadikan dirimu pusat perhatian di hadapan orang lain, bisakah ini memenuhi keinginan hati Tuhan? Jika tindakan-tindakanmu selalu dalam tampilan yang kelihatan saja, ini berarti engkau adalah yang paling sia-sia di antara manusia. Sikap manusia seperti apakah itu, dia yang hanya memiliki perbuatan baik di permukaan namun tidak ada kenyataannya? Manusia seperti itu adalah kaum Farisi dan orang agamawi yang munafik! Jika engkau semua tidak berhenti melakukan penerapan lahiriah dan tidak bisa membuat perubahan, maka unsur kemunafikan dalam diri engkau semua akan tumbuh lebih banyak lagi. Semakin besar unsur kemunafikan, semakin besar pula perlawanan terhadap Tuhan, dan pada akhirnya, sikap manusia seperti itu tentu akan disingkirkan!

Dikutip dari "Percaya kepada Tuhan Seharusnya Berfokus

pada Kenyataan, bukan Ritual Keagamaan"

dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Kehidupan rohani yang normal adalah menjalani hidup di hadapan Tuhan. Ketika berdoa, orang dapat menenangkan hatinya di hadapan Tuhan, dan melalui doa, ia dapat mencari pencerahan Roh Kudus, memahami firman Tuhan, dan dapat mengerti kehendak Tuhan. Ketika makan dan minum dari firman Tuhan, ia dapat mengerti lebih jelas dan lebih mudah mengenai apa yang Tuhan ingin lakukan sekarang, dan bisa memiliki jalan penerapan yang baru dan ia tidak bersikap konservatif, sehingga semua ibadah yang dilakukannya adalah untuk tujuan mencapai perkembangan dalam hidup. Misalnya, saat berdoa, doanya itu bukan untuk tujuan mengatakan hal-hal yang baik, atau untuk berseru di hadapan Tuhan guna mengungkapkan perasaan berutangnya, sebaliknya itu adalah untuk melatih rohnya, untuk menenangkan hatinya di hadapan Tuhan, untuk berlatih mencari petunjuk dalam segala hal, untuk menjadikan hatinya hati yang ditarik oleh terang baru setiap hari, tidak untuk menjadi pasif atau malas, dan untuk masuk ke jalur yang benar dalam melakukan firman Tuhan. Saat ini, sebagian besar orang berfokus pada metode, dan tidak mencoba mengejar kebenaran untuk mencapai perkembangan dalam hidup; di sinilah orang-orang menyimpang. Juga ada beberapa orang yang, meskipun mereka mampu menerima terang baru, metode mereka tidak berubah; mereka memadukan pemahaman keagamaan lama mereka untuk menerima firman Tuhan pada zaman sekarang, dan apa yang mereka terima masih merupakan doktrin yang membawa pemahaman agama besertanya, dan mereka tidak secara langsung menerima terang hari ini. Maka dari itu, ibadah mereka tidak murni—mereka melakukan hal yang sama dengan nama baru, dan seberapa pun bagusnya ibadah mereka, itu tetap saja munafik. Tuhan membimbing orang untuk melakukan hal baru setiap hari, dan mewajibkan mereka untuk memiliki wawasan dan pemahaman baru setiap hari, serta tidak kuno atau monoton. Jika engkau telah percaya pada Tuhan selama bertahun-tahun, namun metodemu belum berubah sama sekali, jika engkau masih bersemangat dan sibuk di luar, dan tidak hadir di hadapan Tuhan untuk menikmati firman-Nya dengan hati yang tenang, maka engkau tidak akan bisa memperoleh apa pun.

Dikutip dari "Mengenai Kehidupan Rohani yang Normal"

dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Mengapa engkau percaya kepada Tuhan? Kebanyakan orang bingung dengan pertanyaan ini. Mereka selalu memiliki dua sudut pandang yang sangat berbeda tentang Tuhan yang praktis dan Tuhan yang di surga, yang menunjukkan bahwa mereka percaya kepada Tuhan bukan untuk taat, tetapi untuk menerima manfaat tertentu, atau untuk melarikan diri dari penderitaan akibat bencana. Baru kemudian mereka agak patuh saat itu, tetapi kepatuhan mereka bersyarat, demi prospek pribadi mereka sendiri, dan dipaksakan kepada mereka. Jadi: mengapa engkau percaya kepada Tuhan? Jika itu semata-mata demi prospek dan nasibmu, engkau lebih baik tidak usah percaya. Kepercayaan seperti ini adalah menipu diri sendiri, meyakinkan diri sendiri, dan penghargaan diri. Jika imanmu tidak dibangun di atas dasar ketaatan kepada Tuhan, engkau pada akhirnya akan dihukum sebagai akibat dari menentang Tuhan. Semua orang, yang tidak mengupayakan ketaatan kepada Tuhan dalam iman mereka, menentang Tuhan. Tuhan meminta agar orang mencari kebenaran, agar mereka haus akan firman Tuhan, dan makan dan minum firman Tuhan, dan melakukannya, sehingga mereka dapat mencapai ketaatan kepada Tuhan. Jika motivasimu benar-benar demikian, Tuhan pasti akan mengangkat engkau, dan pasti akan bermurah hati kepadamu. Tidak ada yang meragukan ini, dan tidak seorang pun bisa mengubahnya. Jika motivasimu bukan untuk ketaatan kepada Tuhan, dan engkau memiliki tujuan lain, semua yang engkau katakan dan lakukan—doa-doamu di hadapan Tuhan, dan bahkan setiap tindakanmu—akan bertentangan dengan Tuhan. Engkau mungkin berbicara lemah-lembut dan berwatak santun, setiap tindakan dan ekspresimu mungkin terlihat benar, engkau mungkin tampak seperti orang yang taat, tetapi ketika menyangkut motivasi dan pandanganmu tentang iman kepada Tuhan, semua yang engkau lakukan bertentangan dengan Tuhan dan jahat. Orang-orang yang tampaknya patuh seperti domba, tetapi yang hatinya memendam niat jahat, adalah serigala berbulu domba, mereka secara langsung menyinggung Tuhan, dan Tuhan tidak akan meluputkan satu pun dari mereka. Roh Kudus akan mengungkapkan setiap orang dari mereka, sehingga semua dapat melihat bahwa setiap orang yang munafik pasti akan dibenci dan ditolak oleh Roh Kudus. Jangan khawatir: Tuhan akan menangani dan menyelesaikan mereka masing-masing secara bergiliran.

Dikutip dari "Dalam Imanmu kepada Tuhan,

Engkau Harus Menaati Tuhan"

dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Kutipan Khotbah dan Persekutuan untuk Referensi:

Membedakan apakah pendeta dan penatua adalah orang-orang Farisi yang munafik dan antikristus atau bukan, tidak bisa dengan mengamati cara mereka memperlakukan orang dari luarnya. Yang utamanya adalah memperhatikan bagaimana mereka memperlakukan Tuhan dan kebenaran. Dari luar, mereka bisa tampak mengasihi orang percaya, tetapi apakah mereka mengasihi Tuhan? Jika mereka begitu mengasihi orang tetapi penuh kejenuhan dan kebencian terhadap Tuhan dan kebenaran, menghakimi dan mengutuk Kristus akhir zaman—Tuhan Yang Mahakuasa, bukankah mereka adalah orang-orang Farisi yang munafik? Bukankah mereka antikristus? Dari luar mereka tampaknya berkhotbah dan bekerja keras, namun itu adalah demi dimuliakan dan dihargai, apakah ini berarti mereka menaati dan setia kepada Tuhan? Untuk membedakan apakah seseorang itu munafik, kita terutama harus melihat apa yang ada di dalam hatinya dan niat mereka. Itu yang paling penting tentang membedakan. Tuhan menyelidiki kedalaman hati manusia. Jadi, untuk melihat apakah seseorang sungguh mengasihi dan menaati Tuhan, hal yang utama adalah melihat apakah mereka menerapkan dan memegang teguh firman-Nya dan menjunjung tinggi perintah-Nya, dan terlebih dari itu, perhatikan apakah mereka meninggikan Tuhan Yesus dan memberi kesaksian tentang Dia, dan apakah mereka mengikuti kehendak Tuhan. Kita melihat orang Farisi sering menjelaskan Kitab Suci kepada jemaat di rumah ibadat, memegang teguh aturan-aturan Alkitab dalam segala hal, dan juga penuh kasih terhadap orang percaya. Namun, kenyataannya, semua yang mereka lakukan bukanlah menerapkan firman Tuhan ataupun menjunjung tinggi perintah Tuhan, tetapi mereka melakukan semua itu agar dilihat orang. Sebagaimana dikatakan Tuhan Yesus saat Ia menyingkapkan mereka: "Tetapi semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksudkan agar dilihat manusia: Mereka membuat tali sembahyang yang lebar dan jumbai jubah yang panjang" (Matius 23:5). Mereka bahkan sengaja berdiri di rumah ibadat dan di sudut-sudut jalan untuk berdoa panjang lebar. Selama berpuasa, mereka sengaja membuat wajah mereka tampak sangat sedih, agar orang tahu bahwa mereka sedang berpuasa. Mereka bahkan sengaja berbuat baik di jalanan agar dapat dilihat semua orang. Mereka bahkan melestarikan tradisi kuno dan ritual keagamaan misalnya "Jangan makan sebelum membasuh tangan." ... Untuk menipu orang percaya agar mendukung dan memuja mereka, orang Farisi membesar-besarkan masalah kecil untuk menyamarkan diri, dan mereka hanya memimpin orang untuk melakukan ibadah keagamaan, menyanyikan pujian, atau melakukan beberapa tradisi nenek moyang, tetapi mereka tidak mengajari orang untuk menerapkan firman Tuhan, melakukan perintah Tuhan, dam memasuki kenyataan kebenaran. Selain itu, mereka tidak membimbing orang percaya untuk menerapkan kebenaran, menaati dan menyembah Tuhan. Yang mereka lakukan hanyalah menggunakan tindakan lahiriah untuk membingungkan dan menipu orang-orang percaya! Saat Tuhan Yesus datang untuk berkhotbah dan bekerja, demi melindungi status dan mata pencahariannya, orang-orang Farisi yang berpura-pura saleh ini secara terbuka meninggalkan hukum dan perintah Tuhan dengan kedok "membela Alkitab". Mereka mengarang rumor, bersaksi palsu, dengan gencar mengutuk dan menjebak Tuhan Yesus, melakukan semua yang mereka bisa untuk menghalangi orang percaya agar tidak mengikuti Tuhan Yesus. Pada akhirnya, mereka bahkan bersekongkol dengan penguasa untuk menyalibkan Tuhan Yesus! Oleh karena itu, esensi orang Farisi yang munafik dan membenci kebenaran telah tersingkap sepenuhnya. Esensi antikristus mereka dengan demikian terungkap sepenuhnya. Ini menunjukkan bahwa esensi orang-orang Farisi adalah munafik, pengkhianat, penuh tipu daya, dan jahat. Mereka semuanya adalah gembala palsu yang meninggalkan jalan Tuhan, menipu orang, dan memenjarakan orang! Mereka menipu dan membelenggu orang percaya, mengendalikan dunia keagamaan agar menentang Tuhan, dengan gencar menyangkal, mengutuk, dan membenci Kristus yang berinkarnasi. Ini cukup membuktikan bahwa mereka antikristus yang ingin mendirikan kerajaan sendiri!

Sekarang kita dengan jelas melihat berbagai ekspresi kemunafikan orang Farisi. Jika kita bandingkan dengan pendeta dan penatua zaman sekarang, bukankah kita akan mendapati bahwa mereka persis seperti orang Farisi, dan merupakan orang-orang yang tidak menerapkan firman Tuhan ataupun melakukan perintah Tuhan, terutama bukan orang yang meninggikan Tuhan dan bersaksi tentang Dia? Mereka hanyalah orang yang secara buta percaya pada Alkitab, memuja Alkitab, dan meninggikan Alkitab. Mereka hanya menjunjung tinggi berbagai ritual keagamaan, seperti menghadiri ibadah rutin, saat teduh, memecahkan roti, mengambil bagian dalam Perjamuan Kudus, dan lainnya. Mereka hanya berfokus untuk berbicara kepada orang percaya tentang kerendahan hati, kesabaran, kesalehan, dan kasih, namun tidak mengasihi Tuhan dalam hati mereka, terlebih lagi, mereka tidak menaati Tuhan dan tidak memiliki hati yang menghormati Tuhan sama sekali. Pekerjaan dan khotbah mereka hanya berfokus memegang teguh Alkitab dan menjelaskan pengetahuan Alkitab dan teori teologi. Sedangkan mengenai bagaimana menerapkan dan mengalami firman Tuhan, bagaimana melakukan perintah Tuhan dan menyebarkan serta bersaksi tentang firman Tuhan, bagaimana mengikuti kehendak Bapa surgawi, bagaimana untuk sungguh-sungguh mengasihi Tuhan, menaati dan menyembah Tuhan, semua hal yang Tuhan Yesus minta dari manusia, mereka tidak mencarinya, tidak menyelidikinya, dan tidak mencari tahu maksud Tuhan, dan terlebih lagi tidak menuntun orang untuk menerapkan atau menurutinya. Tujuan mereka pergi ke mana-mana mengkhotbahkan pengetahuan Alkitab dan teori teologi adalah untuk memamerkan diri, meninggikan diri, supaya orang kagum, dan memuja mereka. Oleh karena itu, saat Tuhan Yang Mahakuasa datang untuk mengungkapkan kebenaran dan melakukan pekerjaan penghakiman-Nya pada akhir zaman, para pendeta dan penatua ini, demi mencapai kuasa permanen di dunia keagamaan, dan demi ambisi mereka mengendalikan orang perrcaya dan menciptakan kerajaan mereka sendiri, mereka secara terang-terangan melanggar firman Tuhan Yesus, mengarang rumor, menghakimi, menyerang, menghujat Tuhan Yang Mahakuasa, berusaha sekuat mungkin menghalangi orang percaya agar mereka tidak mencari dan menyelidiki jalan yang benar. Contohnya, Tuhan Yesus mengajar kita untuk menjadi gadis-gadis bijaksana: saat kita mendengar suara berseru, "Mempelai laki-laki datang," kita harus menyambut-Nya. Namun setelah pendeta dan penatua mendengar berita tentang kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya, mereka justru mengunci pintu gereja mencegah orang percaya mencari dan menyelidiki jalan yang benar! Tuhan Yesus mengajar kita untuk mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri. Namun, mereka menghasut orang percaya untuk memfitnah dan memukuli saudara-saudari yang bersaksi tentang pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman. Tuhan Yesus meminta kita untuk tidak berdusta atau bersaksi palsu, tetapi para pendeta dan penatua mengarang segala macam dusta untuk memfitnah Tuhan Yang Mahakuasa, bahkan bersekongkol dengan PKT yang jahat untuk menentang dan mengutuk pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa di akhir zaman, dan mengotori Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. ... Dari sini kita bisa melihat bahwa apa yang dikatakan dan dilakukan oleh pendeta dan penatua agama sepenuhnya melanggar ajaran Tuhan. Mereka persis dengan orang Farisi yang munafik. Mereka adalah orang-orang yang memimpin dengan buta, menentang Tuhan, dan menipu orang.

Dikutip dari "Pertanyaan dan Jawaban Klasik

mengenai Injil Kerajaan"

Category: Kilat dari Timur-Buku | Views: 210 | Added by: chenglu01115 | Tags: Kebingungan tentang iman | Rating: 0.0/0
Total comments: 0
avatar